Brownis…
Coklat…dan manis…
Brown itu coklatnya…
Manis itu…KAMUnya….hehee ( (just joke)
Seperti brownis …lembut, menarik, berharga, dan manis
Seperti coklat…gelap, pahit, dan tak bermakna jika tak ada gula...
Seperti gula…halus, putih, dan hanya butiran yang tak terlalu bergengsi jika tak ada coklat…Coklat dan gula, dua media yang berbeda..saling melengkapi,,melebur jadi satu dalam sebuah brownis yang lezat,,, lezat dinikmati bersama kekasih yang halal….
Hemmm, Nyummie...
”Heiii.!.”
“Berhenti berdiam dan move on Aisyah!” (Teriak seorang gadis yang sedang bertopang dagu disebuah kursi di ruang tamu...teriakan untuk dirinya sendiri...)
Bergegas membuka sebuah buku berwarna kulit kayu nan unik, buku hadiah menjawab pertanyaan dari ustadz sewaktu mengikuti pesantren kilat, buku yang sudah lama tak dihiraukan,,, buku yang tak terlalu lebar ukurannya, buku yang tahu segala tentang Aisyah dimasa lalu.
Berlembar – lembar habis ia baca dalam sekejap...kembali berada pada tempat kejadian bagai lorong waktu....harapan yang pupus diutarakan menggebu – gebu, ratapan, lirihan, kesedihan, keluh, kesah, janji – janji, tujuan, kisah cinta, keluarga, teman – teman yang membuatnya kesal, nilai ujian yang buruk, atau saat tak diperdulikan oleh seseorang....hemhhh semua ada disitu,,,
Naif... Benar – benar terkesan bodoh...
Aisyah tersenyum membayangkan isi catatannya...sambil sesekali menatap langit – langit rumah dan kembali menunduk malu...
Ya Malikul Khudus.....aku malu,,,
Aku malu jika aku ingat saat itu,,
Saat aku berkorban untuk makhlukMu
Yang iapun sampai saat ini tidak tahu
Aku korbankan perasaanku melebur dalam limbah noda dan dosa
Aku korbankan kebersamaan kita demi dia
Tak aku pedulikan panggilanmu melalui pengeras suara Surau itu..
Aku ulur - ulur waktuku untuk menemuiMu...
Aku larutkan malamku untuk merindukan yang bukan hakku
Aku rebahkan tubuhku dikala siang menjelang
Aku menemuiMu tak lain hanya karena ingin memenuhi kewajiban..Terpaksa...
Ya Pemilik alam,,, sungguh aku teramat malu
Saat Engkau tegur aku, aku menangis padaMu,
Saat Engkau manjakan aku dengan nikmatMu, aku tertawa melupakanMu
Aku lupakan Engkau dalam kebahagiaan
Aku kejar kasihMu dalam keterpurukan...
Aku Bener – benar malu ya Tuhan..
**
Aisyah menutup lembaran diary yang telah dibacanya beberapa halaman...
Sambil merenung dan berpasrah..
Semua sudah terjadi....ya sudah terjadi...tak ada yang perlu disesali.
Andaikan saat itu jasadku terpisah dari ruh
Atau Entah bagaimana caranya Allah musnahkan aku..
Mungkinkah aku dapat membuka kembali lembaran ini..?
Aisyah membayangkan noda hitam yang menutupi pori – pori hati dan mengotori jiwa yang suci
Jiwa yang dahulu terombang - ambing bagai perahu kehilangan biduknya
Teringat bagaimana jika disuatu masa...
Lembaran dosa dibuka didepan seluruh jiwa
Didepan seluruh manusia yang dikumpulkan disuatu padang...
Dipadang Masyar tepatnya.....Astaghfirullah.....
Aisyah menggelengkan kepalanya tak bisa membayangkan semuanya..
Suatu saat nanti..
Akan datang hari..
Saat mulut dikunci..
dan kata.... sudah tak ada lagi..
Akan tiba masanya
Tak ada suara lagi dari mulut kita..
Tak bisa membela...
Terkadang tangangan kita
Entah apa yang dilakukannya...
Terkadang kaki kita
Entah kemana saja dia melangkahnya....
**
Aisyah memelas memohon agar Allah kasihan padanya, memohon untuk Allah memberinya pintu maaf.. ”Forgive me ya Allah,,, ”
Tuhan dulu pernah aku menagih simpati
Kepada manusia yang alpa jua buta
Lalu terheretlah aku dilorong gelisah
Luka hati yang berdarah kini jadi kian parah
Semalam sudah sampai kepenghujungnya
Kisah seribu duka ku harap sudah berlalu
Tak ingin lagi kuulangi kembali
Gerak dosa menghiris hati
Tuhan dosaku menggunung tinggi
Tapi rahmat-Mu melangit luas
Harga selautan syukurku
Hanyalah setitis nikmat-Mu di bumi
Tuhan walau taubat sering kumungkiri
Namun pengampunan-Mu tak pernah bertepi
Bila selangkah kurapat pada-Mu
Seribu langkah Kau rapat padaKu
#Mengemis Kasih by: The Zikr#
***
Aisyah memeluk buku mungilnya erat – erat dan segera mengembalikannya keposisi semula...
Mengusap sisa air mata diwajahnya yang cerah,,
Bersegera melaksanakan ibadah sholat isya saat adzan memanggilnya..
”Ya Allah, betapa janjimu adalah yang paling tepat adanya..
Begitu berulang kali aku lupakan janjiku padamu
Aku jauhkan langkahku satu langkah,,,Engkau dekati aku dengan berbagai cara,,,segitunya sayangMu padaku..
Tuhanku...aku ingin berjanji lagi,,,walau sudah berkali – kali.....
Tapi kali ini aku sungguh – sungguh...
Tuhan, sekiranya Engkau jaga aku dalam istiqamahku, aku tak akan mengabaikan seruanMu lagi....aku akan datang menemuiMu tepat setelah kau memanggilku....
Beri aku kesempatan ya Dzat Yang Maha menguasai hati dan pikiran....
***
Aisyah membuat janji didepan notaris yang tak pernah dusta, notaris yang setepat – tepatnya pembuat catatan untuk disampaikan kepada Hakim yang Maha Adil....notaris yang tak nampak secara kasat mata,,, notaris berwujud malaikat Rakib dan Atib dikanan kirinya...
**
Seusai ibadah sholat dan lainnya, seperti biasa Aisyah menemui kekasihnya....
Ya...kekaasih yang dengan setia menemaninya,
Menemani setiap langkahnya,
Mendengarkan curhatannya, sedih dan gembira
Mengatur semua kegiatannya,
Mengisi kekosongan dan kesepian hati diwaktu senggang
Menghantarkannya hingga terlelap mimpi
Dan....Membangunkannya dengan nada mesra yang ia sangat suka....Hemh..Alarm yang pintar....Smortphone yang hebat.....Smart Phone for Smart User.. :)
Terpana melihat sebuah gambar contact yang muncul seiring nada pesan singkat.... gambar yang telah diabadikan dalam galery hand phone dengan editan figura yang elegan, digambar itu...tampak seorang pemuda yang sedang tersenyum disebuah sofa menatapnya...
Spontan Aisyah bercakap – cakap padanya..
”Hei kamu....kenapa melihatku begitu? Kamu juga ingin mencibirku atas diaryku itu? Kamu pikir, kamu sehebat itu bisa tersenyum melihat aku dengan masa laluku yang bodoh...?
Hei..kenapa masih tersenyum...
udah!!! jangan senyum – senyum kaya gitu....kamu pikir senyum kamu bisa memporak porandakan hati aku???? TENTU BISAAA.....
hemh....karena itu, berhentilah tersenyum sebentar saja.....lalu tersenyumlah untukku selamanya disaatnya nanti.....hehehehe”
Aisya membuka pesan yang masuk itu dan membacanya perlahan....”aa senang bisa membuat kamu bahagia, dan dimanapun kamu berada aa akan selalu mengingat kamu...insyaAllah jika aa yakin dengan berpegang pada Allah, aa akan menunggu kamu.”
Brrrrrrrrr
Senyum terindah ikut membanjiri ingatan Aisyah saat membayangkan seseorang mengetik kalimat itu yang mungkin pula dengan senyum terbaik yang tak bisa ia goreskan....
Bahagia,,, ada yang masih memperhatikannya walau dalam kalimat sederhana, ada seseorang yang menghapus duka laranya, orang yang mungkin juga ia senangi dan ia suka semenjak pertama bertemu diposko relawan beberapa waktu yang lalu,
Membayangkan bisa berbincang – bincang secara langsung dengannya, bercanda, tertawa, berbagi selayaknya kaula muda yang saling mendamba...
Astaghfirullah...
kembali ia restart pikirannya untuk tetap pada jalur yang benar...maaf ya Allah...Khilaf...
Biarkan Allah memberi begitu banyak kebahagiaan, rizki, anugrah, dan keindahan... namun jangan biarkan semua itu menjadi bukti oleh malaikat yang bijak atas pengkhianatan cinta kita dipengadilan Allah....Jangan!!!....
Hapuskan semua noda dan dosa hingga benar – benar menyatu dengan Sang Khaliq
Jaga Hati..
Jaga Diri..
Jaga Pandangan..
Serahkan semua dengan ikhlas dan sabar dalam Sholat...
Semoga tetap dijaga dalam istiqamah, dalam nikmat dan berkah...hingga waktu mempertemukan dua hati yang saling mencintai Allah.....Amin.
Biarkan suatu saat nanti...ada yang menyampaikan kalimat ini....
Duhai pendampingku
Akhlakmu permata bagiku
Buat aku makin cinta...
***
Bersambung ke Part 3....
By: Nie-Sha..
Coklat…dan manis…
Brown itu coklatnya…
Manis itu…KAMUnya….hehee ( (just joke)
Seperti brownis …lembut, menarik, berharga, dan manis
Seperti coklat…gelap, pahit, dan tak bermakna jika tak ada gula...
Seperti gula…halus, putih, dan hanya butiran yang tak terlalu bergengsi jika tak ada coklat…Coklat dan gula, dua media yang berbeda..saling melengkapi,,melebur jadi satu dalam sebuah brownis yang lezat,,, lezat dinikmati bersama kekasih yang halal….
Hemmm, Nyummie...
”Heiii.!.”
“Berhenti berdiam dan move on Aisyah!” (Teriak seorang gadis yang sedang bertopang dagu disebuah kursi di ruang tamu...teriakan untuk dirinya sendiri...)
Bergegas membuka sebuah buku berwarna kulit kayu nan unik, buku hadiah menjawab pertanyaan dari ustadz sewaktu mengikuti pesantren kilat, buku yang sudah lama tak dihiraukan,,, buku yang tak terlalu lebar ukurannya, buku yang tahu segala tentang Aisyah dimasa lalu.
Berlembar – lembar habis ia baca dalam sekejap...kembali berada pada tempat kejadian bagai lorong waktu....harapan yang pupus diutarakan menggebu – gebu, ratapan, lirihan, kesedihan, keluh, kesah, janji – janji, tujuan, kisah cinta, keluarga, teman – teman yang membuatnya kesal, nilai ujian yang buruk, atau saat tak diperdulikan oleh seseorang....hemhhh semua ada disitu,,,
Naif... Benar – benar terkesan bodoh...
Aisyah tersenyum membayangkan isi catatannya...sambil sesekali menatap langit – langit rumah dan kembali menunduk malu...
Ya Malikul Khudus.....aku malu,,,
Aku malu jika aku ingat saat itu,,
Saat aku berkorban untuk makhlukMu
Yang iapun sampai saat ini tidak tahu
Aku korbankan perasaanku melebur dalam limbah noda dan dosa
Aku korbankan kebersamaan kita demi dia
Tak aku pedulikan panggilanmu melalui pengeras suara Surau itu..
Aku ulur - ulur waktuku untuk menemuiMu...
Aku larutkan malamku untuk merindukan yang bukan hakku
Aku rebahkan tubuhku dikala siang menjelang
Aku menemuiMu tak lain hanya karena ingin memenuhi kewajiban..Terpaksa...
Ya Pemilik alam,,, sungguh aku teramat malu
Saat Engkau tegur aku, aku menangis padaMu,
Saat Engkau manjakan aku dengan nikmatMu, aku tertawa melupakanMu
Aku lupakan Engkau dalam kebahagiaan
Aku kejar kasihMu dalam keterpurukan...
Aku Bener – benar malu ya Tuhan..
**
Aisyah menutup lembaran diary yang telah dibacanya beberapa halaman...
Sambil merenung dan berpasrah..
Semua sudah terjadi....ya sudah terjadi...tak ada yang perlu disesali.
Andaikan saat itu jasadku terpisah dari ruh
Atau Entah bagaimana caranya Allah musnahkan aku..
Mungkinkah aku dapat membuka kembali lembaran ini..?
Aisyah membayangkan noda hitam yang menutupi pori – pori hati dan mengotori jiwa yang suci
Jiwa yang dahulu terombang - ambing bagai perahu kehilangan biduknya
Teringat bagaimana jika disuatu masa...
Lembaran dosa dibuka didepan seluruh jiwa
Didepan seluruh manusia yang dikumpulkan disuatu padang...
Dipadang Masyar tepatnya.....Astaghfirullah.....
Aisyah menggelengkan kepalanya tak bisa membayangkan semuanya..
Suatu saat nanti..
Akan datang hari..
Saat mulut dikunci..
dan kata.... sudah tak ada lagi..
Akan tiba masanya
Tak ada suara lagi dari mulut kita..
Tak bisa membela...
Terkadang tangangan kita
Entah apa yang dilakukannya...
Terkadang kaki kita
Entah kemana saja dia melangkahnya....
**
Aisyah memelas memohon agar Allah kasihan padanya, memohon untuk Allah memberinya pintu maaf.. ”Forgive me ya Allah,,, ”
Tuhan dulu pernah aku menagih simpati
Kepada manusia yang alpa jua buta
Lalu terheretlah aku dilorong gelisah
Luka hati yang berdarah kini jadi kian parah
Semalam sudah sampai kepenghujungnya
Kisah seribu duka ku harap sudah berlalu
Tak ingin lagi kuulangi kembali
Gerak dosa menghiris hati
Tuhan dosaku menggunung tinggi
Tapi rahmat-Mu melangit luas
Harga selautan syukurku
Hanyalah setitis nikmat-Mu di bumi
Tuhan walau taubat sering kumungkiri
Namun pengampunan-Mu tak pernah bertepi
Bila selangkah kurapat pada-Mu
Seribu langkah Kau rapat padaKu
#Mengemis Kasih by: The Zikr#
***
Aisyah memeluk buku mungilnya erat – erat dan segera mengembalikannya keposisi semula...
Mengusap sisa air mata diwajahnya yang cerah,,
Bersegera melaksanakan ibadah sholat isya saat adzan memanggilnya..
”Ya Allah, betapa janjimu adalah yang paling tepat adanya..
Begitu berulang kali aku lupakan janjiku padamu
Aku jauhkan langkahku satu langkah,,,Engkau dekati aku dengan berbagai cara,,,segitunya sayangMu padaku..
Tuhanku...aku ingin berjanji lagi,,,walau sudah berkali – kali.....
Tapi kali ini aku sungguh – sungguh...
Tuhan, sekiranya Engkau jaga aku dalam istiqamahku, aku tak akan mengabaikan seruanMu lagi....aku akan datang menemuiMu tepat setelah kau memanggilku....
Beri aku kesempatan ya Dzat Yang Maha menguasai hati dan pikiran....
***
Aisyah membuat janji didepan notaris yang tak pernah dusta, notaris yang setepat – tepatnya pembuat catatan untuk disampaikan kepada Hakim yang Maha Adil....notaris yang tak nampak secara kasat mata,,, notaris berwujud malaikat Rakib dan Atib dikanan kirinya...
**
Seusai ibadah sholat dan lainnya, seperti biasa Aisyah menemui kekasihnya....
Ya...kekaasih yang dengan setia menemaninya,
Menemani setiap langkahnya,
Mendengarkan curhatannya, sedih dan gembira
Mengatur semua kegiatannya,
Mengisi kekosongan dan kesepian hati diwaktu senggang
Menghantarkannya hingga terlelap mimpi
Dan....Membangunkannya dengan nada mesra yang ia sangat suka....Hemh..Alarm yang pintar....Smortphone yang hebat.....Smart Phone for Smart User.. :)
Terpana melihat sebuah gambar contact yang muncul seiring nada pesan singkat.... gambar yang telah diabadikan dalam galery hand phone dengan editan figura yang elegan, digambar itu...tampak seorang pemuda yang sedang tersenyum disebuah sofa menatapnya...
Spontan Aisyah bercakap – cakap padanya..
”Hei kamu....kenapa melihatku begitu? Kamu juga ingin mencibirku atas diaryku itu? Kamu pikir, kamu sehebat itu bisa tersenyum melihat aku dengan masa laluku yang bodoh...?
Hei..kenapa masih tersenyum...
udah!!! jangan senyum – senyum kaya gitu....kamu pikir senyum kamu bisa memporak porandakan hati aku???? TENTU BISAAA.....
hemh....karena itu, berhentilah tersenyum sebentar saja.....lalu tersenyumlah untukku selamanya disaatnya nanti.....hehehehe”
Aisya membuka pesan yang masuk itu dan membacanya perlahan....”aa senang bisa membuat kamu bahagia, dan dimanapun kamu berada aa akan selalu mengingat kamu...insyaAllah jika aa yakin dengan berpegang pada Allah, aa akan menunggu kamu.”
Brrrrrrrrr
Senyum terindah ikut membanjiri ingatan Aisyah saat membayangkan seseorang mengetik kalimat itu yang mungkin pula dengan senyum terbaik yang tak bisa ia goreskan....
Bahagia,,, ada yang masih memperhatikannya walau dalam kalimat sederhana, ada seseorang yang menghapus duka laranya, orang yang mungkin juga ia senangi dan ia suka semenjak pertama bertemu diposko relawan beberapa waktu yang lalu,
Membayangkan bisa berbincang – bincang secara langsung dengannya, bercanda, tertawa, berbagi selayaknya kaula muda yang saling mendamba...
Astaghfirullah...
kembali ia restart pikirannya untuk tetap pada jalur yang benar...maaf ya Allah...Khilaf...
Biarkan Allah memberi begitu banyak kebahagiaan, rizki, anugrah, dan keindahan... namun jangan biarkan semua itu menjadi bukti oleh malaikat yang bijak atas pengkhianatan cinta kita dipengadilan Allah....Jangan!!!....
Hapuskan semua noda dan dosa hingga benar – benar menyatu dengan Sang Khaliq
Jaga Hati..
Jaga Diri..
Jaga Pandangan..
Serahkan semua dengan ikhlas dan sabar dalam Sholat...
Semoga tetap dijaga dalam istiqamah, dalam nikmat dan berkah...hingga waktu mempertemukan dua hati yang saling mencintai Allah.....Amin.
Biarkan suatu saat nanti...ada yang menyampaikan kalimat ini....
Duhai pendampingku
Akhlakmu permata bagiku
Buat aku makin cinta...
***
Bersambung ke Part 3....
By: Nie-Sha..